Melupakanmu atau melepaskanmu? Mungkin, terlihat seperti itu. Namun, bukan perihal itu yang sebenarnya sedang aku lakukan. Aku hanya tak ingin melukaimu lebih jauh. Itu saja.
Bagaimana rasanya, ketika dua orang insan memiliki perasaan yang sama; sama-sama saling jatuh cinta. Namun, disaat yang bersamaan mereka harus meredam perasaan itu. Bahkan mungkin terlihat seperti saling melepaskan, kemudian melupakan.
Tidak menerimamu, bukan berarti aku tak memiliki perasaan untukmu. Di sini, aku pun sama. Merasakan apa yang sedang kau rasakan. Ada rasa bahagia dan nyaman yang kurasa saat duduk disampingmu ataupun hanya sekedar berbalas pesan denganmu. Ada rindu yang meronta dalam kalbu, ketika waktu tak mengijinkan kita tuk hadirkan temu. Tak pernah sedikitpun niatku 'tuk melupakanmu.
Aku memang sengaja tidak memberimu banyak harap. Sebab, aku tak ingin perasaan kita ini berujung harapan tanpa kepastian.Terjebak keinginan sekedar ingin saling memiliki. Aku ingin kita berujung pada cinta yang suci. Tanpa ada perasaan yang dipaksa ataupun tersakiti.
Jujur saja.Di pertemuan pertama kita, kau telah mengembalikan rasa percaya diriku yang pernah hilang dibawa terbang oleh dia yang entah dimana sekarang.
Percayalah, namamu tetap ada di dalam doa-doaku, dalam semogaku, dan dalam inginku.Tunggulah aku, akan kusambut kau suatu hari atas ijin sang waktu. Semoga perasaanku ini akan tetap ada untukmu dan tetap tumbuh untukkmu.
Perihal kamu kepadaku, kuserahkan padamu. Kau berhak memilih dengan siapa kau akan menjalani kehidupan yang sesungguhnya kelak. Mungkin denganku, mungkin bukan denganku. Keputusan ada ditanganmu; ketika kau mengangkat tangamu lalu menyisipkan sebuah nama dalam doa-doamu.
Beberapa hari yang lalu, aku duduk dengan seorang pria di tempat pertama kali kita bertemu. Kukira aku akan merasakan hal yang sama seperti saat kita pertama bertemu. Ternyata tidak, yang kudapat di sana, hanya bayangmu. Aku berharap yang duduk di depanku adalah kamu. Kamu yang kini selalu ada dalam doaku.
Aku tak mampu jika harus menyampaikan semua ini sembari menatapmu.
Mendengar namamu saja dadaku sudah bergetar hebat. Maka dari itu, aku titipkan perihal perasaanku melalui sebuah tulisan.
Sekian!
Selamat malam, Dariku untukkmu.
Bandung, 17 Ferbruari 2017 | 21.42 WIB
#30DWC #Day17 #30DWCjilid4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar