Kamis, 09 Maret 2017

Membiarkanmu tetap Ada

Sering kali mereka berkata"sudahlah ikhlaskan saja, lupakan saja, lepaskan saja segala perihal tentangnya". Namun, aku hanya bisa tersenyum. Merasakan sesaknya dalam dada.

Untuk saat ini. Masih bayangmu yang bersemayam direlung jiwa. Meski tak ada lagi kabar yang kuterima. Hatiku masih sabar. Mendoakan yang terbaik untuk kita.

Perihal melepaskan, mengikhlaskan ataupun melupakan. Kukira melakukannya  tidak semudah mengatakannya. Sebab, hatilah yang berperan dan merasakan.

Ketika hati tlah saling bertautan. Aku yakin. Tidak ada satu orang pun yang dapat menepisnya. Mungkin raga kita bisa berpura-pura, tapi aku yakin hati tidak akan pernah bisa. Hati akan tetap merasakannya. Bahkan, jika kau pergi ke ujung dunia untuk menghindarinya. Perasaan itu akan tetap ada.

Maka, aku tidak akan mati-matian melupakan, melepaskan atau mengikhlaskan kepergianmu.
Kubiarkan Waktu yang membawamu hilang perlahan. Hingga perasaan-perasaan yang bermekaran akan terkikis dengan sendirinya. Kubiarkan namamu tetap ada dalam dada. Hingga, entah sebagai apa.




Selasa, 07 Maret 2017

Suara Janu(ari)


Teruntuk; kamu
Dari; Janu(ari)

Selamat pagi,

Bagaimana kabarmu? Semoga kau baik-baik saja dan selalu dalam lindungan-Nya.
Kukirimi kau secarik surat: berisi rentetan perasaan dan kerinduan, yang kurasakan.
Semoga kau rela meluangkan waktumu untuk membacanya.

Tak banyak yang ingin aku sampaikan. Melalui surat ini aku hanya ingin menyatakan perasaan dan kerinduanku selama tak saling bertukar kabar denganmu. Di sini aku pun merasakan hal yang sama sepertimu. Setelah pertemuan terakhir kita. Taman perasaanku kian bermekaran ditumbuhi namamu. Rindu pun tak henti mendatangiku.Ketika tak kudapati kabarmu sehari saja. Gelisahku. Resahku. Aku tak karuan merasakan kerinduan. Namun, terkadang aku hanya  bisa memendamnya sendirian.

Kita memang belum pernah disatukan dalam sebuah ikatan. Namun, hatiku telah terikat oleh ragamu. Bayangmu, selalu mengitari ruang hatiku. Menari-nari, hingga terkadang membuat wajahku berseri seorang diri. Ingin rasanya kujadikan kau permaisuri di kerajaan hatiku dan aku adalah rajanya. Agar aku bisa terus di sampingmu kapanpun aku mau.

Mungkin harapku terlalu tinggi. Namun, bukankah manusia hanya bisa berharap? Meminta yang terbaik menurut dirinya masing-masing. Dan menurutku yang terbaik adalah kamu.

Saat ini, aku tidak akan memaksamu untuk menjadi permaisuriku. Meskipun hati ini sangat mengingini. Untuk saat ini, aku hanya bisa mendoakanmu. Meminta ridhoNya, untuk mempersatukan kita dalam ikatan yang suci.

Jika kau bersedia. Tunggulah aku. Doa-doa yang kupanjatkan akan menjemputmu. Membawamu, menujuku. Dan kita akan bersatu, memulai kisah sejati yang abadi.


Itulah, perihal perasaanku dan kerinduanku yang sebenarnya kurasakan. Juga harapan-harapanku yang mungkin sama dengan harapanmu. Tak perlu cemas, gelisah ataupun bimbang. Kita nikmati saja Anugerah perasaan yang Tuhan berikan.


Terima kasih sudah rela membacanya. Semoga harimu selalu menyenangkan.



Noted : Baca tulisanku sebelumnya "Untukmu, Janu(ari)"

Jumat, 03 Maret 2017

Ruang Percaya

Kita menghirup udara yang sama, kita berada di dunia yang sama dan kita pun sama-sama makhluk CiptaanNya. Percayalah, jarak ini adalah perjalanan yang harus kita tempuh untuk menuju hari bahagia. Percayalah rencana Tuhan jauh lebih indah dari rencana kita.

Kunamai; Ruang percaya. Setiap kali aku memasuki ruang ini, aku percaya keterpisahan kita hanyalah sementara. Tuhan menghadirkan jarak diantara kita bukan tanpa tujuan. Jarak yang membentang adalah cobaan untuk kita dariNya. Seberapa mampu kita menjaga perasaan kita untuk dia yang sedang menanti kita diruang yang berbeda. Agar kita buktikan seberapa besar rasa yang kita punya.
Apakah akan tetap ada meski terpisah jarak, ataukah akan hilang ditelan masa karena hadirnya orang ketiga?

 Jika kita percaya, maka kita akan tenang menjalaninya. Sebab, ketika jarak menguji sebuah kisah cinta. Hanyalah rasa percaya penawar segala keresahan, kegundahan dan rasa-rasa yang membuat sesak didada. Sejauh apapun kau melangkah, aku akan tetap ada jika kau mengijinkanya.
Aku akan tetap di sini; Di Ruang percaya, menantimu bersama hati yang kujaga sepenuh hati. Bersama pasrah dan harap,  tak pernah alpa aku bisikkan namamu kesunyian malam. Bagaimanapun aku dan kamu akhirnya kelak. Kuserahkan kepada Sang Maha SegalaNya. Bersama ataupun berpisah, aku yakin itu adalah keputusan yang terbaik dariNya untuk kita.


#30DWC #Day30 #30DWCjilid4




Rasa "Cinta"

Andai saja jatuh cinta dapat direncana. Mungkin aku bisa berencana akan jatuh cinta pada siapa. Sayangnya perasaan itu datang begitu saja. Bahkan ketika aku sedang tak menginginkan kehadirannya.

Semakin aku menepiskan perasaan yang sedang kurasa. Aku semakin tersiksa. Debar-debar dalam dada, semakin berdegup tak seirama. Ketika tubuhmu tetiba nampak dihadapan mata. Seketika itu pula pikirku kacau, hanya tersebab perangaimu yang menyejukan jiwa.

Bisakah kita bicara berdua saja? Akan aku ungkap rasa yang sedang membara. Rasa yang terus berlarian menuju tubuhmu tanpa jeda. Untukmu, Tuhan anugerahkan rasa cintaku. Adalah kamu pencuri hatiku yang selama ini aku jaga.

Bisakah kamu dengarkan aku sebentar saja? Maafkan aku, jika kejujuranku menyakiti ditelingamu juga mendatangkan gundah dihatimu. Aku hanya ingin rasa lega, agar tak ada beban dalam jiwa yang menyiksa dada. Perihal rasa yang sedang menerpa. Aku tak berharap kau membalasnya. Aku hanya ingin sekedar kau tahu. Bahwa aku memiliki rasa untukmu; rasa cinta. Mungkin terlalu cepat jika kusimpulkan sebagai  "rasa cinta", tapi itulah yang kurasa.


#30DWC #Day29 #30DWCjilid4