Kamis, 09 Februari 2017
Untukmu Janu(ari)
Menyapamu setiap waktu, adalah inginku.Ingin kuhabiskan waktu dua puluh empat jam dalam sehari, hanya denganmu.
"Ri...
Andai saja kau tahu, aku begitu tersiksa menahan rindu yang terus memburu. Rindu itu semakin deras kurasa, sedang kita semakin berjeda.
Andai saja kau tahu. Ketika aku mengingatmu, sesak di dadaku semakin tak terkendali. Waktu terus berdetak, aku tiba dilarut malam. Kalut dalam kerinduan. Tak terasa air mata menetes, basahi pipi. Sakit, sedih. Aku terisak nafasku terasa pedih. Hingga aku terlelap dalam kegelapan.
"Ri...
Dalam diamku, aku berperang melawan perasaan yang terus bermekaran. Dan ketika bayangmu semakin jelas terbayangkan, aku hanya bisa mendoakan. Berharap masih ada kesempatan, untuk menyatukan kita dalam sebuah ikatan. Aku tak pernah inginkan semua ini terjadi, melupakanmu dan meninggalkanmu adalah hal yang tak pikirkan sama sekali.
Asal kau tahu, aku bukanlah orang mudah jatuh cinta atau mencintai dalam waktu yang singkat. Hanya sekedar berkenalan dengan seorang lelaki pun, aku tak punya nyali. Entahlah, padamu aku jatuh berkali-kali dan kau begitu pekat dalam ingat.
Tugasku kini, membiarkanmu pergi, meski hati tak mengingini. Merelakanmu hilang, meski sosokmu terus membayang. Namun, jika kelak kau merindukanku, tak usah ragu. Datanglah padaku.
Terima kasih untuk Janu(ari) yang kau beri. Aku di sini tetap menanti. Kita bersatu tanpa ada yang tersakiti.
#30DWC #Day9 #30DWCjilid4 #tjedih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar