Selasa, 21 Juli 2020

Untukmu ( tiga )



Hai, apa kabar?
Semoga kamu selalu baik-baik saja

Untukmu Tara Mandalika, 

"Alina: Ra, meskipun sekarang aku enggak sama kamu lagi, tapi perasaan aku tetap yakin
Tara: Yakin apa?
Alina: Yakin akan tetap ada ke kamu, bahkan jika pada akhirnya aku enggak nikah sama kamu.  Kamu akan tetap ada di hati aku.
Tara: Kenapa bisa gitu?
Alina: Karena aku mengijinkannya, aku mengijinkanmu untuk tetap ada di hati aku sampai kapanpun, sampai habis sisa usiaku.
Tara: Alina, seandainya saja ..
Alina: Ra, cari saja perempuan lain.
Tara: Alina, maaf
Alina: Enggak usah minta maaf, Ra. Buat aku, yang penting aku sudah jujur sama perasaan aku sendiri, dan kamu sudah mengetahuinya.
Tara: Iya, Alina. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik dari aku.
Alina: Ra, sekalipun aku mendapatkan yang lebih baik dari kamu, enggak akan ada yang bisa menggantikan kamu di hati aku. Ra, aku tidur duluan. Daaahh….
Tara: Iya"

*sebuah percakapan yang tidak akan pernah lenyap dalam ingatan Alina, Bulan Mei pukul satu dini hari.*

Ra, kamu masih ingat 'kan perbincangan kita malam itu? Perbincangan malam itu, selalu terngiang di kepalaku, Ra. Aku gak akan pernah lupakan perbincangan kita malam itu.

Ra, kita punya perasaan yang sama tapi belum bisa bersama. Kita sudah berkali-kali mencoba lalu gagal, lalu mencoba lagi tapi masih belum berhasil. Mungkin sekarang lebih baik seperti ini. Berjarak, tapi saling memperhatikan dari kejauhan. Bersekat, tapi diam-diam saling mendoakan.
Ra, dimanapun kamu berada dan dengan siapapun, aku akan selalu mengirimkan doa untuk kebahagiaanmu.

Ra, sekali lagi terima kasih, ya. 

Salam sayang,
 Alina

Senin, 22 Juni 2020

Untukmu (dua)



Hai, apa kabar?
Semoga kamu selalu baik-baik saja.

Untukmu Tara Mandalika,

Aku perempuan yang sulit jatuh cinta. Aku perempuan yang sulit membuka hati. Aku perempuan berhati lembut. Aku perempuan yang mudah menangis. Aku perempuan yang manja. Aku perempuan yang tak banyak bicara. Kadang, aku juga perempuan yang mudah marah.  Tetapi, aku juga perempuan kuat. Aku juga perempuan yang tangguh dan mandiri. Kamu tahu itu ‘kan?
Ra, jika saja malam itu aku tak membalas pesanmu, mungkin yang sore ini ada dalam pikiranku bukan kamu. Setelah malam itu hampir setiap hari aku kebingungan. Kebingungan mengartikan perasaan yang mana sampai tiga tahun kemudian perasaannya masih juga belum berkurang sedikitpun.

Ra, September duaribudelapanbelas saat pertama kali aku memilih untuk melepaskanmu, aku kira saat itu aku akan kehilangan kamu untuk selamanya. Aku kira kita enggak akan pernah ketemu lagi. Aku kira kita akan selesai saat itu juga. Tapi, kayaknya semesta enggak mau ngeliat kita selesai sampai saat itu

Ra, di muka bumi ini ada jutaan manusia, tapi kenapa harus kamu orangnya? Kenapa harus kamu yang aku sayangi dengan terlalu. Pertemuan yang selalu dibungkus dalam kata kebetulan rasanya enggak mau kenal kata selesai. Lagi, lagi kamu. Kemana pun aku pergi pasti ada kamunya.
Ra, terima kasih sudah mengijinkan aku untuk masuk ke dalam dimensimu. Terima kasih, sudah datang datang ke dalam kehidupan aku juga. Terima kasih sudah membuat hidupku menjadi lebih hidup.

Banyak hal yang belum sempat aku sampaikan sama kamu, entah itu tentang perasaan aku, tentang kamu, ataupun tentang kita. Maaf aku enggak berani bilang langsung sama kamu, dan aku pun sadar kamu enggak akan pernah baca surat-surat ini. Tapi enggka apa-apa, setidaknya perasaanku sedikit lega, setelahnya

Ra, sekali lagi terima kasih ya
Jangan minta aku untuk berhenti menuliskan tentangmu ya, sampai aku benar-benar merasa cukup. 


Salam Sayang,
Alina

Rabu, 17 Juni 2020

Untukmu (satu)



Hai, apa kabar?
Semoga kamu baik-baik saja.

Untukmu Tara Mandalika,

Hari ini aku tak sengaja, membuka kembali gallery album foto dilaptopku. Kamu tahu, apa yang aku temukan? Aku menemukan sebuah screenshoot percakapan pertama kita yang membuat aku tak bisa berhenti memikirkanmu sampai hari ini—saat aku menulis surat ini. Kata-kata yang malam itu kamu kirimkan sampai saat ini masih membuatku tersipu dan jantungku berdegup kencang saat membacanya. 

Alina, jika aku tidak jadi menikah dengannya, aku akan melamarmu. Diterima ataupun ditolak, aku sudah siap dengan resikonya” ujarmu dalam sebuah pesan singkat pada hari Jumat, 4 Agustus 2017 pukul 22.00 WIB
Kamu bisa bayangkan wajahku saat itu, tiba-tiba aku mendapatkan sebuah pesan singkat yang mengagetkan, dari orang yang tak asing bagiku.
Aku enggak tahu kenapa malam itu aku memberikan jawaban seolah menenangkanmu dan seakan memberimu harapan bahwa aku menyetujui pernyataanmu. Aku enggak ngerti sama perasaanku malam itu. Aku benar-benar bingung; bingung harus menjawab apa dan bagaimana.

Perasaan yang entah harus aku namai apa, karena terlalu cepat jika aku menyebutnya jatuh cinta. Perasaan yang entah harus aku namai apa, karena terlalu singkat jika aku menamainya rasa nyaman. Perasaan yang entah harus aku namai apa, karena perasaan itu ada dan entah datang sejak kapan. Ada rasa hangat yang berdesir jauh di dalam palung hatiku, entah kenapa dan entah apa.
Kamu dan tanggal empat Agustus Duaributujuh belas, adalah sebuah konspirasi dari semesta yang tak akan pernah hilang dalam ingatan aku

Ra, banyak sekali hal baik yang kamu bawa ke kehidupan aku; hal-hal baik yang terkadang dibungkus dalam perilaku menyebalkannya kamu. Entah akan ada berapa banyak surat yang aku tulis—yang isinya sudah pasti tentang segalamu, dan juga tentang kita.

Ra, ijinkan aku untuk memberi tahu semesta bahwa kamu tidak seburuk yang mereka sangka, bahwa aku (selalu) mencintaimu dengan suka rela.


Salam Sayang,
Alina

Kamis, 08 Agustus 2019

Sejenak Kembali Mengingat

Mungkin diluar sana ada orang yang lebih menarik bahkan lebih baik dari (si)apa yang kamu punya saat ini. Mungkin jika bersama orang baru kamu akan mendapatkan hubungan yang jauh lebih menyenangkan, bahkan lebih indah. Namun, semua itu hanya sebatas kemungkinan 'kan? Diluar sana ada banyak pilihan yang mungkin bisa kamu jadikan sebuah perbandingan, tentunya tujuan kamu ingin mendapatkan yang terbaik, yang mampu menerima segala kekurangan. Dalam sebuah hubungan merasa hambar ataupun bosan it's being normally, wajar dan sangat manusiawi.
Kadang memang perlu memberi waktu pada logika untuk kembali berpikir, kadang memang perlu memberi ruang pada diri sendiri untuk sejenak mengingat kembali tentang perjalanan yang pernah ditempuh sehingga bisa berada di tempat yang sekarang dijalani; saat ini. Tidak ada salahnya sejenak kembali ke masa lalu, barangkali setelah mengingatnya kamu akan menemukan jawaban atas pertanyaan dan keraguan yang selama ini membuatmu takut untuk melangkah maju.
Coba diingat kembali, siapa yang selalu bersedia menerima dan menemani saat kamu sedang tidak baik-baik saja, ingat kembali siapa yang selalu kamu cari dan temui saat keadaan membuatmu hampir hilang arah, coba diingat kembali siapa yang kamu cari untuk kamu jadikan tempat berbagi cerita terpahit yang pernah kamu alami, dan coba ingat kembali bagaimana saat kamu memulai sebuah perjalanan, siapa yang tidak pernah melepaskan genggaman tangan, menjadi supporter terdepan??
Tidak ada hubungan yang berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi yang baik, tidak ada hubungan yang bahagia jika setiap ada masalah malah mencari pelarian bukannya diselesaikan, tidak ada hubungan yang baik tanpa adanya badai pertengkaran, bosan ataupun kejenuhan.
Ambilah jeda, pikirkan kembali segala akibatnya, jika sudah siap dan berani menerima segala konsekuensi dan  ketidakmungkinan yang mungkin terjadi dikemudian hari, maka buatlah sebuah keputusan.
Kamu berhak bahagia, kamu berhak memilih dan membuat sebuah keputusan.
Selamat mengambil jeda, selamat mengambil keputusan, semoga apapun keputusannya, adalah yang terbaik menurutNya.
Bandung, 08 Agustus 2019

Minggu, 17 Maret 2019

Maret


Setelah sekian lama menghilang,
Jika masih setengah hati kamu berjuang,
untuk apa kamu kembali datang?

Pada awalnya aku pikir perbedaan bisa menyatukan kamu dan aku, aku pikir kamu dan aku sama seperti mereka yang bisa bersatu meski banyaknya perbedaan. Ternyata bagi kamu dan aku, tidak berlaku. 

Berkali mencoba berbenah, mencari titik tengah, namun tak menemukan jalan keluarnya, hingga pada akhirnya saling menyerah adalah pilihan yang terbaik menurut kamu dan aku.
Aku tahu  tangisku tidak akan merubah keadaan
Tapi hanya itu yang bisa aku lalukan
Barangkali hanya aku yang merasakan kekecewaan
Tidak apa-apa, aku pikir itu sebagai tanda bawha aku masih memiliki perasaan
Tak perlu lagi hadirkan tanya, perihal siapa yang benar atau salah
Cerita kita, berakhir sudah

Untukmu,
Terima kasih sudah kembali untuk yang kesekian kalinya
Selamat berjuang, selamat mencari jalan pulang
Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu

Bandung, 16 Maret 2019
----


Kamis, 07 Februari 2019

#ceritaJanuari PART 1 (Lani curhat)




07 Ferbruari 2019, pukul 12:09 –

Bissmillah..

Mata sudah kreyep kreyep, sudah tarik selimut, memutuskan untuk tidur tapi pikiran masih belum bisa ikut tertidur, mari bercerita saja!!

Januari 2019…
Awal tahun kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya, jelas, pasti!
Apa yang beda? banyak—
Awal tahun lalu semangat pengen cepet pertengahan tahun karena “janjinya” seseorang, tapi kini orang itu telah ‘hilang’, begitupun dengan “janjinya” teuing kamana wkwkwk

Tahun ini… semangat memulai tahun baru dengan tanpa kehadirannya, #eaaa  gak apa-apa, tetep semangat, yaa.

Baik, back to #ceritaJanuari , jadi januari tahun ini, terasa begitu cepat sekaligus lambat, untuk aku(bahasanya masih formil banget cielah). Banyaknya pekerjaan yang tidak kunjung usai(namanya kerja gak ada habisnya ya gaesh) datang lagi-datang lagi, deadline nulis disana--sini yang semakin molor dari jangka waktu yang ditetapkan, terus tiba-tiba ada acara ‘hijrah tempat kerja’  SubhanaaAllah rasanya mau nangiss, pernah sampe nangis nding haha… kenapa harus diwaktu yang bersamaan Ya Allah??? hampir menyeraaahhh, mau udahan aja rasanya mundur dari semuanya, huhuuuu:( 
Aku gemesh sama diri sendiri, bingung mau ngerjain yang mana dulu,karena harus selesai semuanya saat itu juga, belum lagi hampir duaminggu badan demam mulu, "Yaa Allah, kuatkan Lani, Yaa Allah" Cuma bisa doa gitu aja selama itu.

Pernah ngalamin,ingin atau hampir menyerah dan ingin lari dari kenyataan? Aku pernah, sering, hahaa

Caranya biar tetep semangat gimana, Lan?  berikut  caranya;

Bersyukur, berdoa, bersyukur, berdoa, curhat ke Allah, Ngeluh ke Allah, dijamin selesai langsung urusannya, dijamin tenang langsung hatinya :) gitu aja terus di REPEAT guys!!


Dalam kurun waktu satu bulan—bulan Januari, MasyaaAllah, Allhamdulillah Allah sayang sekali sama lani, Allah Maha Baik sekali, Allah Maha Kaya, Lani dikasih banyak hikmah yang luar biasa, yang baru Lani sadari akhir-akhir ini, “eh kamana wae atuh baru sadar “
Jadi hal yang paling signifikan berubah adalah jeng jeng jeeng…..Aku tidak terlambat masuk kerja. Pindahan kerja butuh adaptasi, jelas pastiiii… jangan terlalu dibawa perasaan aja, ambil positifnya aja, dulu nih, masuk jam 08.00 wib,  karena deket jarak ke tempat kerja jadi aku santai mengulur waktu, stalking instagram dulu.. tau tau kesiangan, datang ke tempat kerja jam 08.02 wib paling cepet, selebihnya delapan lebih delapan, delapan lebih lima. Dan sekarang semejak pindah kerja karena dari gerbang ke tempat duduk cukup jauh, jam delapan kurang sepuluh menit aku sudah duduk manis, gaesssshhhh… MasyaaAllah dulu setiap mau kerja males malesan, berat banget rasanya ninggalin kasur haduuuhh gak tega…. sekarang pas dipindah MasyaaAllah semangat, meskipun ya perihal kerjaan  mah gausah diceritain, namanya kerja mah ya begitulah, sama aja harus ada tanggung jawabnya.

ini baru satu hikmah #ceritajanuari, masih banyak yang mau aku certain, tapi aku harus tidur, besok kerja. Maafkan :(

Akhir-akhir ini aku sering bikin tulisan Upload Instagram yang bertema seolah memberi semangat ke orang lain, padahal mah nyemangatin diri sendiri… MasyaaAllah Alhamdulillah kalau kalian juga jadi ikut semangat. Oh iya, tulisannya kaya gini nih, tulisan ala-ala nasihatin atau nyemangatin diri sendiri, atuh da jomblo mah gak ada yg nyemangatin maklum hahaaa #naonceunah 

“Lan, untuk menjadi bisa dan biasa, kamu harus terbiasa melakukannya, bukan asal beres mengerjakannya tapi harus dengan setulus hati dan tanpa ada rasa ‘terpaksa’ tenang saja, hadapi , jika tidak mampu menyelsaikan dengan cepat gak apa-apa, pelan saja, yang penting tidak merugikan dan menyakiti orang lain, kamu yang merasakan, ayo lakukan, berdiam diri tidak akan membuat semuanya selesai begitu saja, yuks semangat Laaaaan”

Jangan sungkan untuk ngobrol atau nasihatin diri sendiri, ngandelin orang lain yang nyemangatin mah susah,mending nyemangatin sendiri, terus ditulis…siapa tau orang lain yang baca jadi semangat….

AYOOOO nulis kata-kata buat nyemangatin diri sendiri versi kalian, tulisannya kalau mau diliatin ke aku juga boleh, DM aja @laniutami InsyaaAllah dibaca, cuhat juga dibaca, tapi kalo akunya ada waktu luang.

Ayooo semangaaat yaaa…. nanti aku cerita lagi deh, eh curhat #lanicurhat 

Ini anggap aja #ceritajanuari Part 1
next bersambuuung…….
Daaaahhh udh jam 01;11 WIB ((((( tidak terasaaaa )))))

Senin, 12 November 2018

#RandomWrite

Pada suatu hari

Hari itu adalah hari tidak pernah aku bayangkan akan terjadi dalam hidupku. Selapas kata pergi dan saat aku sedang mati-matian menyembuhkan luka patah hati. Tuhan membawamu kembali.

Ini adalah ceritaku, pada saat semesta mempertemukan kau dan aku, lagi. Debar dalam dada tak bisa aku hindari sejak pagi, pikiran dalam kepala terus berputar memikirkan tentang aku harus bersikap bagaimana dan apa yang akan terjadi nanti, dan hati, tak usah ditanya lagi, selepas perpisahan yang kita sepakati, aku tidak pernah melihatmu lagi, hari itu untuk pertama kalinya mataku menatapmu begitu dekat, begitu lekat.

Kau masih saja sama seperti kau yang dulu, tidak ada yang berubah. Tetap dingin, dan tetap seperti kau yang dulu; kau yang pandai menyembunyikan perasaan.

Begitu banyak tanya dalam kepala yang ingin aku tanyakan, namun hanya diam yang mampu aku lakukan. Menikmati kebersamaan denganmu dalam keterdiaman. Namun, meskipun demikian, bagiku itu adalah hari yang paling mengesankan, yang tak akan pernah terlupakan.

Terima kasih aku ucapkan pada Sang Pencipta, karena telah memberiku kesempatan.

Terima kasih untuk bulan Oktober.

-----

Akhirnya aku bisa merasakan;
hari dimana aku bisa dengan leluasa menatapmu setiap waktu, dimana aku mengetahui semua hal yang kamu lakukan tanpa perlu mengajukan pertanyaan, dimana aku bisa berkomunikasi denganmu tanpa dibatasi teknologi.

Di bawah remang cahaya bintang sesekali aku menatapmu. Di bawah langit malam, aku harap kamu mendengar isi hatiku; aku ingin waktu berhenti sejenak, aku ingin menikmati malamku lebih lama denganmu, ujarku dalam hati.

Untukmu, sampai jumpa dilain kesempatan.
Semoga kau, juga aku, selalu bahagia dalam setiap keputusan yang kita pilih.