Aku ibaratkan, rindu ini serupa burung dalam sangkar, yang tetap bersiul meski terperangkap batas. Rindu ini tak mampu kuretas. Aku hanya bisa mengalunkan lagu-lagu sendu dengan lirik rindu. Kulihat, kini kau telah bahagia, dengan dia yang memiliki segalanya. Dia yang selalu ada untukmu dan tak pernah mengabaikanmu. Tak seperti aku yang dulu. Aku yang tak pernah ada waktu untukmu, aku yang selalu mengabaikan segala bentuk perhatianmu, bahkan kasih sayang yang kau berikan kuanggap biasa saja. Memang, aku ini manusia egois tak berperasaan. Wajar saja jika kau memilih meninggalkan. Melepaskanku dan membiarkanku sendirian.
Kau yang telah bahagia denganya. Ijinkan aku sejenak merindumu, sekali ini saja. Wajahmu yang selalu ceria, senyummu yang mempesona, perhatianmu yang tak kenal lelah, marahmu yang berujung tabah, dan harummu yang menenangkan suasana. Segala tentangmu, masih teringat jelas dalam ruang ingatan. Ingin aku terbang menujumu, dan kuceritakan bahwa aku telah disiksa oleh rindu. Rindu telah membawaku pada hal-hal yang telah lalu. Aku benar-benar tekurung rindu hingga tubuhku kaku. Akankah kita seperti dulu?
Bertemu tanpa sekat, ketika rindu menjerat. Sudahlah, pertanyaan ini tak sepantasnya ada. Sebab kau telah bahagia dengannya.
Asal kau tahu, meski rindu ini menikamku dan kian meronta, aku tak akan pernah mengganggu kabahagian telah kalian cipta. Aku tak akan pernah hadir di antara kau dan dia. Aku tak mau jadi orang ketiga.
Jangan cemas, aku akan segera berkemas. Ini hanya perihal rindu yang terperangkap ruang dan waktu. Rindu yang akan kusimpan dalam kalbu tanpa seorang pun yang tahu. Terima kasih, kau telah mengenalkanku arti kehadiran dengan kepergian.
Sedikit pesan dariku untukmu, semoga kau dan dia selalu ada dalam lindunganNya, semoga kalian abadi dan tetap saling membahagiakan, meksi sesekali dilanda badai permasalahan.
#30DWC #Day7 #30DWCjilid4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar