Hai, apa kabar?
Semoga kamu selalu baik-baik
saja
Untukmu Tara Mandalika,
"Alina:
Ra, meskipun sekarang aku enggak sama kamu lagi, tapi perasaan aku tetap yakin
Tara:
Yakin apa?
Alina:
Yakin akan tetap ada ke kamu, bahkan jika pada akhirnya aku enggak nikah sama
kamu. Kamu akan tetap ada di hati aku.
Tara:
Kenapa bisa gitu?
Alina:
Karena aku mengijinkannya, aku mengijinkanmu untuk tetap ada di hati aku sampai
kapanpun, sampai habis sisa usiaku.
Tara:
Alina, seandainya saja ..
Alina:
Ra, cari saja perempuan lain.
Tara:
Alina, maaf
Alina:
Enggak usah minta maaf, Ra. Buat aku, yang penting aku sudah jujur sama
perasaan aku sendiri, dan kamu sudah mengetahuinya.
Tara:
Iya, Alina. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik dari aku.
Alina:
Ra, sekalipun aku mendapatkan yang lebih baik dari kamu, enggak akan ada yang
bisa menggantikan kamu di hati aku. Ra, aku tidur duluan. Daaahh….
Tara:
Iya"
*sebuah percakapan yang tidak
akan pernah lenyap dalam ingatan Alina, Bulan Mei pukul satu dini hari.*
Ra, kamu masih ingat 'kan perbincangan kita malam itu? Perbincangan malam itu, selalu
terngiang di kepalaku, Ra. Aku gak akan pernah lupakan perbincangan kita malam itu.
Ra, kita punya perasaan yang sama
tapi belum bisa bersama. Kita sudah berkali-kali mencoba lalu gagal, lalu mencoba lagi tapi
masih belum berhasil. Mungkin sekarang
lebih baik seperti ini. Berjarak, tapi saling memperhatikan dari kejauhan.
Bersekat, tapi diam-diam saling mendoakan.
Ra, dimanapun kamu berada dan
dengan siapapun, aku akan selalu mengirimkan doa untuk kebahagiaanmu.
Ra, sekali lagi terima kasih, ya.
Salam sayang,
Alina