Minggu, 05 Februari 2017

Angin Kerinduan

Angin, kali ini ia datang menerbangkan semilir kerinduan, aku yang sedang termangu dalam lamunan, hanyut dalam kegamangan.
Di sudut rumahku aku terduduk bisu. Tiba-tiba namamu melintas di halaman rumahku. Seketika aku teringat pada sosokmu.
Ternyata bukan hanya dedaunan yang mampu tergoyahkan angin, tetapi tubuhku juga. Aku semakin kalut mengingatmu, angin benar-benar merasuki tubuhku. Semilirnya, mengingatkan pada pertemuan keduaku denganmu. Kala itu, kita duduk berdua, menikmati semilir angin yang mengigilkan, sejuknya udara pengunungan,  tertawa tanpa kepura-puraan hingga cerita-cerita yang memilukan.
Entah mengapa, ketika dengamu, aku selalu lupa waktu. Deras hujan pun turun, butiran air bercampur angin semakin membuatku menggigil kedingingan.
Kala itu aku begitu menikmati, aku seolah enggan mengakhiri. Hujan dan ditemani kamu. Lengkap sudah hariku(pikirku).
Namun, kita kehabisan waktu, lagi dan lagi pertemuan harus ditengahi perpisahan. Awalnya kupikir ini hanya pertemuan dengan latar kebetulan. Ternyata bukan, ini bukan kebetulan, ini adalah sebuah jalan, menuju titik perasaan, hanya saja kala itu kita tak sadarkan. Pertemuan yang selalu direncanakan oleh keadaan.
Pada semilir angin yang telah menggigilkan tubuhku sore ini, yang telah meluluh-lantakkan seisi ruang ingatanku, sampaikan padanya, aku sedang diterpa angin kerinduan dan kuharap bukan hanya aku yang merasakan, kuharap kau pun sama.



Bandung, 05 Februari 2017

#30DWC #Day5 #30DWCjilid4



Tidak ada komentar:

Posting Komentar