Untukmu, calon Imam(ku),
Bagaimana kabarmu hari ini? baik-baik saja ‘kan? Bagaimana
hari-harimu, melelahkan? Bagaimana
perjalananmu menujuku? Apakah jalannya berliku? Apakah kau bisa melewatinya
dengan mudah? Ataukah begitu sulit untuk kau lalui? Sudah sampai mana
perjalananmu menujuku? Apakah baru mulai melangkah? Atau sudah setengah
perjalanan? Ataukah kau sudah sangat dekat? Ataukah kau hilang arah, lalu
singgah di lain tempat? Entahlah, sampai detik ini Tuhan masih belum juga mempertemukan
kita, sedangkan tanda tanya dalam otakku
terus saja menerka-nerka. Bagaimana kau, siapa kau, dari kota mana kau berasal,
dan lain sebagainya.
Untukmu, calon Imam(ku),
Aku di sini masih setia menunggu kedatanganmu. Aku di sini
masih sendiri, menjaga diriku sebaik-sebisa mungkin. Terkadang aku begitu
merindu akan sosokmu. Meski aku belum pernah melihat wajahmu seperti apa, terkadang
rasa rindu itu tiba-tiba saja ada. Merasuk, menyesakan dada. Bagaimana denganmu? Apakah kau merasakan hal
yang sama denganku? Apakah kau merindukan hadirku juga? Semoga, kau pun, iya.
Untukmu, calon Imam(ku),
Aku yakin, kau adalah Ciptaan TerbaikNya yang Tuhan takdirkan
untukku. Aku juga yakin di mana tempatmu berdiri saat ini adalah tempat terbaik
untukmu menurut-Nya. Kau tak usah Takut, aku di sini tak hanya berdiam diri
saja, aku tak henti berdoa memohon RestuNya, untuk segera mempertemukan kita di
waktu yang sebaik-baiknya. Selain itu, di sini aku juga sibuk memperbaiki diri dan mempersiapkan diri
agar menjadi Ibu yang baik untuk anak-anak kita, kelak.
Untukmu, calon Imam(ku),
Aku sudah tak sabar, ingin membagi cerita denganmu. Cerita
perihal kesal, sedih, bahagia juga kecewa. Yang mungkin kelak akan mewarnai
hari-hariku denganmu. Dan juga kelak ketika kita telah terikat dalam janji
suci. Maukah kau menuntunku menuju SurgaNya? Menjadikanku satu-satunya? Juga
membangun Istana di SurgaNya?
Untukmu, Calon Imam(ku),
Semoga Tuhan segera mempertemukan kita dengan cara
terbaikNya diwaktu dan tempat yang tepat.
Untukmu, Calon Imam(ku),
Sampai bertemu, pada suatu waktu.
Bandung, 20 Mei 2017 | 22: 18 WIB
Note: Ditulis untuk meredakan keresahan--ketika aku
menunggumu--wahai calon Imamku yang entah siapa dan dimana kini berada. hehee