Minggu, 19 Februari 2017

Bersama Angin

Bersama semilir angin yang mengigilkan, kuterbangkan rasa yang sempat tertahan. Kuhamburkan ke udara berbagai macam perasaan agar luruh membaur bersama debu jalanan yang menari ditengah-tengah teriknya mentari.

Satu per satu aku terbangkan. Harap dan pintaku yang sempat kutujukan untukmu.
"Aku tak akan menantimu lagi, aku tak akan mengharapkanmu lagi, aku akan melepaskanmu sekarang. Bawalah ia pergi dari hatiku, jangan pernah kembali jika bukan Tuhan yang mengijinkannya. Pergilah, terbanglah bersama perasaan yang sempat kau tinggalkan dihatiku". bicaraku pada angin.

Seolah enggan pergi, angin itu tiba-tiba membeku menyerupai sosokmu dihadapan wajahku. Sebenarnya aku tak ingin melakukan semua ini. Namun aku harus segera bergegas pergi. Untuk membenahi diri dan hati. Sebab, jika aku terus meratapimu dalam sepi. Yang kudapat hanya ilusi. Sampai kapanpun kau tak akan pernah bisa kumiliki.

Terbanglah, kemana pun kau ingin. Namun jangan ingin kembali ke tempat ini. Sebab, aku tak ingin merasakan gigil yang sama.

Kini, bayangmu mulai samar kulihat, hingga tak lama kemudian bayangmu lenyap, ditelan angin. Ada sedih dan sesak kurasa dalam dada. Ada lega juga yang kurasa disaat yang bersamaan. Aku tak akan meralat keputusanku lagi.(tersenyumku)

Jadilah angin yang menyejukan, walaupun tak terlihat wujudnya. Tetaplah jadi angin yang paling menyegarkan pikiran, meski hanya mampu dirasakan.



#30DWC #Day19 #30DWCjilid4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar