Aku kembali ke tempat pertama kali kita bertemu. Aku
kembali untuk menuntaskan beberapa hal yang menurutku harus segera aku akhiri.
Kamu dan tempat ini akan kunamai sebagai kenangan (ter)singkat. Entahlah, sampai
detik ini aku masih belum memahami perihal perasaan yang terus berlarian menujumu.
Selepas pertemuan itu, bayangmu seringkali mendatangi ruang ingatanku, bayangmu
seolah menjadi pupuk penyubur atas harapan-harapan yang semula ingin aku
musnahkan tersebab kekecewaan.
Mungkin kau akan menganggap aku ini berlebihan, ataupun
melebih-lebihkan perasaan jika kau mengetahui apa yang sedang aku rasakan. Jika
dilihat dari sudut waktu, ya memang. Pertemuan kita memanglah sangat singkat, sekedar
berjabat tangan untuk saling bertukar nama pun kita tak sempat. Namun, bukankah
perasaaan tak bisa diatur ataupun dipaksakan?
Lalu, bagaimana
dengan perasaan yang saat ini sedang aku rasakan, apakah ini hanya ketertarikan
sesaat? Jika iya, mengapa kau menarikku ke dalam duniamu begitu hebat. Mengapa aku
begitu bahagia ketika melihat namamu menjelma dalam sebuah notifikasi, dan
mengapa aku begitu resah ketika namamu tak kunjung tiba dalam notifikasiku. Dan
satu lagi, entah mengapa aku mulai senang menunggumu, meski kau tak pernah
memintaku untuk menunggu, atau bahkan mungkin kau tak pernah peduli dengan
kehadiranku. Mengapa? Entahlah.
Aku mengerti. Aku memahami. Dan aku tahu, tidak semua
perasaan bisa mendapat balasan. Maka dari itu, aku tak akan memaksamu untuk
membalas perasaanku. Namun disisi lain kau tentu tahu, menghilangkan perasaan
bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Aku butuh waktu untuk mengembalikan
keadaan ini seperti semula. Biarkan aku melepaskan segala tentangmu secara
perlahan. Perihal harapan yang mulai tumbuh dalam dadaku, sementara ini akan kusirami
dengan sikap lapang dada. Hanya itu yang bisa kulakukan untuk saat ini.
Pada akhinya akan seperti apa, kita tak pernah tahu. Semua
masih menjadi rahasia Sang Pencipta. Saat ini, cukuplah kita saling mendoakan,
memohon yang terbaik untuk masing-masing diri kita. Karena seperti apapun pada akhirnya,
jika Tuhan yang memberikan ketetapan pasti itu adalah ketetapan yang terbaik
dariNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar